Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana tekanan darah seseorang berada di atas normal secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah ≥140/90 mmHg berdasarkan hasil pengukuran berulang.
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena sering tidak menimbulkan gejala, namun dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan komplikasi lainnya.
Penanganan hipertensi (tekanan darah tinggi) bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah komplikasi (seperti stroke, gagal ginjal, serangan jantung), serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
Berikut langkah-langkah penanganannya:
1. Modifikasi Gaya Hidup
Ini merupakan langkah utama sebelum dan saat penggunaan obat:
-
Diet sehat:
-
Mengurangi garam (≤ 5 gram/hari).
-
Meningkatkan konsumsi buah, sayur, ikan, kacang-kacangan.
-
Mengurangi makanan berlemak jenuh dan kolesterol.
-
-
Berat badan ideal: Menurunkan berat badan bila obesitas (penurunan 5–10% berat badan bisa membantu).
-
Olahraga teratur: Jalan cepat, bersepeda, berenang, minimal 30 menit/hari, 5 kali/minggu.
-
Hentikan merokok dan batasi alkohol.
-
Kelola stres: relaksasi, meditasi, tidur cukup.
2. Terapi Farmakologis (Obat)
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup atau tekanan darah sangat tinggi:
-
Diuretik (hidroklorotiazid, furosemid) → membantu mengurangi cairan dan menurunkan tekanan darah.
-
ACE inhibitor (captopril, lisinopril) → melebarkan pembuluh darah.
-
ARB (Angiotensin Receptor Blocker) (losartan, valsartan) → alternatif ACE inhibitor.
-
Beta blocker (propranolol, bisoprolol) → memperlambat detak jantung.
-
Calcium channel blocker (amlodipin, nifedipin) → melebarkan pembuluh darah.
Pemilihan obat biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien (misalnya penderita diabetes, CKD, atau penyakit jantung).
3. Pemantauan Rutin
-
Kontrol tekanan darah secara berkala.
-
Pemeriksaan laboratorium (fungsi ginjal, elektrolit, kolesterol, gula darah).
-
Evaluasi efek samping obat.
4. Penanganan Darurat
Jika terjadi hipertensi krisis (TD ≥ 180/120 mmHg) dengan gejala target organ (nyeri dada, sesak, gangguan saraf), perlu perawatan di rumah sakit dengan obat intravena (nitrogliserin, labetalol, nicardipin).
📖 Daftar Pustaka (Contoh)
Berikut contoh daftar pustaka tentang hipertensi sesuai gaya APA (American Psychological Association):
-
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta: Kemenkes RI.
-
World Health Organization. (2021). Hypertension. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
-
American Heart Association. (2018). Understanding Blood Pressure Readings. Dallas, TX: AHA.
-
James, P. A., Oparil, S., Carter, B. L., Cushman, W. C., Dennison-Himmelfarb, C., Handler, J., ... & Ortiz, E. (2014). 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults. JAMA, 311(5), 507–520. https://doi.org/10.1001/jama.2013.284427
-
PERHI (Perhimpunan Hipertensi Indonesia). (2019). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: PERHI.
Comments
Post a Comment