ASKEP (Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit)
Hallo temen-temen???
Pertama-tama saya ucapin trimakasih buat para pengunjung blog. Slamat datang di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan saya doakan semoga orang-orang yang ngunjungin blog saya pada masuk surga semua, terus selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian
Pertama-tama saya ucapin trimakasih buat para pengunjung blog. Slamat datang di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan saya doakan semoga orang-orang yang ngunjungin blog saya pada masuk surga semua, terus selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian
ASKEP |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual
memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari
kebutuhan yang paling dasar seperti bernapas, tubuh nyaman, tubuh bersih,
nutrisi penuh (tubuh ideal).
Manusia
memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya
memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri
dengan prioritas yang ada. Jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan
berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan.
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan
fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda
sesuai dengan tingkatan usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan
yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air yang
tinggi mengingat permukaan tubuh yang relative luas dan persentasi air lebih
tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kebutuhan
cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa
metabolism,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu
tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan
cairan,elektrolit (natrium,kalium,kalsium,klorida dan fosfat) sangat penting
untuk menjaga keseimbangan asam basa,konduksi saraf,kontraksi muscular dan
osmolalitas.
Kondisi
tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem
organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit
dalam keadaan deimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.
. Seperti kasus berikut:
Ny.N (18 tahun) merupakan salah satu
klien yang berada di Ruang kornel Melati Bawah RSUD Syamsudin, SH. Kronologis
masuk rumah sakit karena Ibu Klien mengatakan bahwa anaknya sudah demam selama
8 hari disertai muntah10x sehari sebelum di bawa ke R.s, diagnosa medis Ny.N yaitu DF (Dangue Fever). Penampilan umum secara umum tampak di
badannya ada bintik bintik merah, terpasang infus Futrolit 500ml.
Berdasarakan uraian diatas, penulis
tertarik untuk mengangkat kasus kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan
dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
& ELEKTROLIT DI
RUANGAN KOPRI MELATI BAWAH RSUD SYAMSUDIN, SH
“
1.2 Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
Umum
Sebagai salah satu tugas Early Exposure I dalam mata
kuliah KDK 2
2.
Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah
sebagai berikut:
a.
Mampu
melakukan pengkajian pada Nn.N
b.
Mampu
membuat Diagnosa Keperawtan menurut prioritas pada Nn.N
c.
Mampu
membuat Rencana Asuhan Keperawatan pada pasien Nn.N
1.3 Manfaat
penulisan
1.
Bagi
kelompok penulis
a.
Mengetahui
lebih jauh lagi tentang Asuhan Keperawtan pada klien dengan kebutuhan cairan
dan elektrolit
b.
Mengetahui
Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar secara baik dan
benar.
c.
Bagi
pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku di perpustakaan
dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
2.
Bagi
pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku di perpustakaan
dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
1.4 Metode
penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penlisan tugas
makalah ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
a.
Wawancara
b.
Observasi
c.
Studi
dokumentasi
d.
Studi
kepustakaan
1.5 Sistematika
penulisan
Sistematika penulisan lapotan tugas makalah ini
adalah sebagai berikut:
BAB I :
Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, manfaat , metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
:Tinjauan pustaka meliputi definisi, etiologi, patosifiologi,
manifestasiklinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan.
BAB III :
Tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisis data, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
BAB IV :
Penutup meliputi kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan
keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi
yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan
“homeostasis”.
2.2
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.
1. Ginjal.
Merupakan organ
yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.
Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi
garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali
oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan.
Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir
melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap
semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2.Kulit.
Merupakan
bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan
panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik
dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan.
Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir
melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat
dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (pengalihan
panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas ke
permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat
di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat
diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter
sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui
aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru.
Organ paru
berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang
lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat
perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ
saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam
system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat
melalui system endokrin, seperti: system hormonal contohnya:
a)
ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi
air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone
ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis
posterior, yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan
cairanekstrasel.
b)
Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang
disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal.
Proses pengeluaran aldosteron ini
diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium dan system angiotensin rennin.
c)
Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada
jaringan yang berfunsi merespons radang,
mengendalikan tekanan darah dan
konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan
gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak
ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
d)
Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan
reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume
darah meningkat sehingga terjadi
retensi natrium.
e)
Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan
cairan dengan cara merangsang pelepasan
rennin yang dapat menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang
hipotalamus untuk rasa haus.
2.3
Cara perpindahan cairan tubuh.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh
terjadi dalam tiga fase yaitu :
1.
Fase I :
Plasma darah
pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen
diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2.
Fase II :
Cairan
interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3.
Fase III :
Cairan dan
substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke
dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membrane
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan
tubuh ikut berpindah.
Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
Setiap
kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan
pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut
dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika
tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi
tersebut.
Membran disebut
semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat
melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya. Perpindahan substansi
melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi,
sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.
A.
Difusi.
Merupakan bercampurnya molekul-molekul
dalam cairan, gas, atau zat padat secara
bebas dan acak.
Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
Dalam tubuh, proses difusi air,
elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui membrane
kapiler yang
permeable.kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul,
konsentrasi cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat
dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan
konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi
yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih
cepat.
B. Osmosis.
Proses
perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya terjadi dari larutan
dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebi pekat. Solute
adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam
adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra
dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan
dengan menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam
dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka
larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan berdifusi. Larutan
NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena larutan NaCl mempunyai
kepekatan yang sama dengan larutan dalam system vascular. Larutan isotonic
merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur.
Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel.
Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan
rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membrane
semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan
berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah
volumenya.
C.
Transport aktif.
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi
dan berosmosis. Proses ini terutama penting
untuk mempertahankan natrium dalam
cairan intra dan ekstrasel. Proses pengaturan
cairan dapat dipengaruhi oleh dua
factor, yaitu:
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan
adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang
merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan
konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat
molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang
mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan
kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein
bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel
permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses
pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse
intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama dengan plasma darah.
Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel.
Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding
konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding
tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan
molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan
koloid dan sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan
hidrostatik adalah kemampuan tiap
molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.Hal ini penting guna
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel
2. Membran
semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding
kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau
zat lain tidak berpindah ke jaringan.
2.4
Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kenutuhan dasar
manusia secara fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90%
dari total berat badan tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari tubuh,
secara keseluruhan, persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur
adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 % dari
total BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua 45% dari total BB,
persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi bergantung pada faktor usia lemak
dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh sedikit maka cairan dalam
tubuh pun lebih besar.
Kebutuhan air
berdasarkan umur dan berat badan :
Umur
|
Kbutuhan air
Jumlah air
dalam 24 jam
|
Ml/kg berat
badan
|
3 hari
|
250 -
300
|
80 – 100
|
1 tahun
|
1150 – 1300
|
120 – 135
|
2 tahun
|
1350 – 1500
|
115 – 125
|
4 tahun
|
1600 – 1800
|
100 – 110
|
10 tahun
|
2000 – 2500
|
70 – 85
|
14 tahun
|
2200 – 2700
|
50 – 60
|
18 tahun
|
2200 – 2700
|
40 – 50
|
Dewasa
|
2400 – 2600
|
20 – 30
|
2.5 Pengaturan volume cairan tubuh.
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan
komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang
nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh
yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan
kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan
kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.
1. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang
sedang seorang dewasa minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan
cairan tubuh kira-kira 2500 ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per
hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut
adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat
badan, perhatikan tabel di bawah :
No.
|
Umur
|
Berat Badan (kg)
|
Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam)
|
1
|
Hari
|
3,0
|
250 – 300
|
2
|
1 tahun
|
9,5
|
1150 – 1300
|
3
|
2 tahun
|
11,8
|
1350 – 1500
|
4
|
6 tahun
|
20,0
|
1800 – 2000
|
5
|
10 tahun
|
28,7
|
2000 – 2500
|
6
|
14 tahun
|
45,0
|
2200 – 2700
|
7
|
18 tahun(adult)
|
54,0
|
2200 – 2700
|
Pengatur utama
intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di
otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi
angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan yang
mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus
akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
2. Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat
rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal
dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang
utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau
sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh
b. IWL (Insesible
Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan
kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal
kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari,
tapi bila proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon
terhadap kondisi tubuh yang panas, respon iniberasal dari anterior
hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar
antara 100-200 mL per hari,yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam
mukosa usus besar (kolon).
2.6
Jenis cairan.
1. Cairan
nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak
450 kalori setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat
memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting
untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara
200-1500/liter. Cairan nutrient terdiri atas:
a.
Karbohidrat dan air, contoh: dextrose
(glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½
dextrose dan ½
levulose).
b.
Asam amino, contoh: amigen, aminosol
dan travamin.
c.
Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
d.
Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi
menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila
keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan
berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada
pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh
darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan
ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran
dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic,
sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
2.7
Kebutuhan elektrolit.
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrient dan sisa metabolism, seperti karbondioksida yang semuanya disebut
dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion
elektrolit. Contohnya, NaCl akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl-. Pacahan
elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion
yang bermuatan negative disebut anion dan ion bermuatan positif disebut kation.
Contoh kation ayitu natrium, kalium, kalsium dan magnesium.
Sedangkan anion contohnya klorida, bikarbonat dan fosfat. Komposisi elektrolit
dalam plasma adalah:Natrium: 135-145 mEq/lt, Kalium: 3,5-5,3 mEq/lt, Kalsium:
4-5 mEq/lt, Magnesium: 1,5-2,5 mEq/lt, Klorida: 100-106 mEq/lt, Bikarbonat:
22-26 mEq/ltd an Fosfat: 2,5-4,5 mEq/lt.Pengukuran elektrolit dalam satuan
miliequivalen per liter cairan tubuh atau milligram per 100 ml (mg/100 ml).
Equivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kation dan anion
dalam molekul.
2.8
Pengaturan elektrolit.
Ø Pengaturan
keseimbanga natrium
Natrium
merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan
volume cairan tubuh.
Ø Pengaturan
keseimbangan kalium
Kalium
merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi
mengatur keseimbangan elektrolit.Aldosteron juga berfungsi mengatur
keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya
melalui tiga langkah:
1. Peningkatan
konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
2. Peningkatan
jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
Dikeluarkan melalui ginjal.
3. Peningkatan
pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.
4. Pengaturan keseimbangan
kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam
pembentukan tulang
5. Pengaturan
keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh
yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.
6. Pengaturan
keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam
cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan
intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan
keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
7. Pengaturan
keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama
dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
8. Pengaturan
keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium
berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran
pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.
2.9
Jenis cairan elektrolit.
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang
memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan
saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi
isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan
elektrolit:
1.
Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+,
Cl, Ca2+
2.
Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas:
Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
3.
Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+,
Mg2+, Cl, HCO3
2.10
Keseimbangan asam basa.
Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan
asam-basa. Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman).
Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa
dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer pada seluruh
cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal).
3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah larutan bikarbonat, fosfat
dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat
(NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat (H2CO3). Pengaturan
keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan CO2
dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar
(normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan
kebutuhan O2.
Pembuangan melalui paru harus simbang dengan pembentukan
CO2 agar ventilasi
memadai.
Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2 sebesar 40 mmHg.
Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis.
Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis.
2.11
Jenis asam basa.
Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis.
Keadaan osidosis dapat di sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum.
Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium
bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat mengambil ion H+
dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion H+ diperoleh dari
asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3 (bikarbonat) dan H+.
selain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa yang sangat kompleks.
2.12
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Ø Umur
Kebutuhan
intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak
lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada
usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan
fungsi ginjal atau jantung.
Ø Iklim
Orang yang
tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
Ø Diet
Diet seseorang
berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin
dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Ø Stress
Stress dapat
meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
Ø Kondisi Sakit
Kondisi sakit
sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya :
1. Trauma seperti
luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2. Penyakit ginjal
dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3. Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
Ø Tindakan Medis
:
Banyak tindakan
medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain.
Ø Pengobatan :
Pengobatan
seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.
Ø Pembedahan :
Pasien dengan
tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
2.13
Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit.
Maslah-masalah kebutuhan cairan :
1. Asidosis
respiratorik,
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan
oleh karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari
cairan tubuh.
2. Asidosis
metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa
atau terjadi penumpukan asam.
3. Alkalosis
respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2,
dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35
mmHg, pH lebih dari 7,45.
4. Alkalosis
metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion
hydrogen atau penambahan cairan basa pada cairan tubuh dengan adanya
peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari
7,45.
Masalah-masalah
kebutuhan elektrolit :
1) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan
kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium
plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
2) Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium
dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering,
oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan,
lidah kering, dll.
3) Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan
kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat.
Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar
kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar,
penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual,
hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5) Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium
dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam
perut, kejang,bingung, dll.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar
kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai
dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar
kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium
dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram
pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3
mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium
dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan
kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9) Keseimbangan
Asam Basa
Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan
asam basa, keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman).
Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35 - 7,45. keseimbangan dapat dipertahankan
melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan
melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam
sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan bikarbonat, larutan
buffer fosfat, dan larutan buffer protein.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn. N
DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
DI RUANGAN KOPRI
MELATI BAWAH RSUD SYAMSUDIN, SH
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
29 Mei 2017
Waktu :
15.45 WIB
Oleh :
Kelompok Kopri Melati Bawah
- Fazar Dwi Septiawan
- Imam Suryadi
- Hadi Cahya Pratama
- M. Ardiansyah SH
- Regi Rahmat Wijaya
- Siti Nurjanah
- Siti Sarah Heriyanti
A. Biodata
Pasien
- Data Pasien
Nama :
Nn. N
Umur :
18 Tahun
Agama :
Islam
Jenis Kelamin :
Perempuan
Suku :
Sunda,Indonesia
Alamat :
Rancakadu RT.001/002 Kel. Babakar
Tanggal Masuk :
27 Mei 2017
No. RM :
00044586
Diagnosa Medis :
DF
- Data Penanggung Jawab
Nama :
Ny. C
Umur :
42 Tahun
Hubungan dg Klien :
Ibu
Pekerjaan :
IRT
Alamat :
Rancakadu RT.001/002 Kel. Babakar
B. Anamnesa
Riwayat Kesehatan
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Orang
tua klien mengatakan klien sudah mengalami demam selama 5 hari disertai dengan
mual dan muntah 10x sehari sebelum ke RS. Sehingga, merasa khawatir dan
akhirnya dibawa ke RSUD Syamsudin,SH
2. Keluhan Utama
Orang
tua klien mengatakan sudah demam selama 8 hari.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Orang
tua klien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan masalalu dank lien belum
pernah di rawat sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada
saat dilakukan pengkajian orang tua klien mengatakan klien masih demam disertai
pusing, demam tinggi saat malam hari, dank lien belum dilakukan kompres.
C. Data Biologis
No.
|
Data Aktifitas
|
SMRS
|
Sesudah di RS
|
1.
|
Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi
- Jenis
- Porsi
- Keluhan
b. Minum
- Frekuensi
- Jenis
- Keluhan
|
3 – 4x/hari
Nasi
1 Porsi
Tidak Ada
8-10
gelas/hari
Air Putih
Tidak Ada
|
3x/hari
Bubur
2-3 Sendok
Makan
Tidak Nafsu
Makan
4-6 gelas/hari
Air Putih
Tidak Nafsu
Minum
|
2.
|
Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi
- Keluhan
b. BAB
- Frekuensi
- Konsistensi
- Keluhan
|
Tak Tentu
Tidak Ada
1 – 2x/hari
Lembek
Tidak Ada
|
Tak Tentu
Tidak Ada
1x/hari
Lembek
Tidak Ada
|
3.
|
Pola Istirahat
a. Tidur Siang
- Frekuensi
- Keluhan
b. Tidur Malam
- Frekuensi
- Keluhan
|
2 – 3 Jam
Tidak Ada
7 - 10 Jam
Tidak Ada
|
1 – 2 Jam
Tidak Nyenyak
7 – 10 Jam
Tidak Nyenyak
|
4.
|
Personal
Hygienie
-
Mandi
|
2 – 3x/hari
|
-
|
D. Data Psikologis
1. Status Emosi :
Klien tampak sedih pai dia percaya dirinya pasti akan sembuh.
2. Konsep Diri :
-
Body Image :
-
Harga Diri : Klien tidak merasa malu dan
menerima keadaan
-
Ideal Diri :
Klien berharap penyakitnya segera sembuh
-
Identitas Diri : Klien merupakan anak perempuan yang
sudah bekerja
E. Data Sosial
-
Hubungan Sosial :
Klien mampu berinteraksi dengan pasien lain dan mau bekerja sama dengan petugas
kesehatan
-
Gaya Hidup : Klien menyukai gaya hidup
masa sekarang
-
Pola Interaksi :
Klien mampu menanggapi hubungan dengan tenaga kesehatan
F. Data Spiritual
-
Klien beragama
Islam
G. Pemeriksaan
Fisik
1. Penampilan Umum Klien
-
Klien tampak
sedang sakit
-
Klien tampak
pucat
-
Klien tampak
lemas
-
Bagian bibir
klien tampak kering
-
Klien terpasang
infus dengan cairan futrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m
2. Tanda-tanda Vital
-
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 37,5ᵒC
3. Kesadaran Umum
-
Compos Mentis
(CM)
-
GCS = 15 : E:4,
M:6, V:5
4. Head Toe To
a. Kepala : - Rambut hitam tampak diwarnai kuning kemerehan pada bagian
atas
- Tidak ada kelainan lain
b. Mata :
- Konjungtiva Anemis
c. Hidung : - Tidak Ada Kelainan
d. Mulut :
- Tidak Ada Kelainan
e. Telinga : - Tidak Ada Kelainan
f. Leher :
- Tidak Ada Kelainan
g. Thorax : - Tidak Ada Kelainan
h. Abdomen : - Terdapat nyeri tekan dibagian epigastrium
i. Ekstremitas : - Atas :
Terpasang cairan infus pada tangan bagian kiri
- Bawah :
Dapat bergerak dengan bebas
H. Data
Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal : 27 Mei 2017 Pukul : 05.43 WIB
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Hematologi
-
Hemoglobin
-
Leukosit
-
Hematokrit
Indeks Eritrosit
-
MCV
-
MCH
-
MCHC
-
Trombosit
|
13.9
*2.800
40
84
29
34
*122.000
|
12 – 14
4.000 – 10.000
37 – 47
80 – 100
26 – 34
32 – 36
150.000 –
450.000
|
Tanggal : 28 Mei 2017 Pukul : 05.48 WIB
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Hematologi
-
Hemoglobin
-
Leukosit
-
Hematokrit
Indeks Eritrosit
-
MCV
-
MCH
-
MCHC
-
Trombosit
Serologi
-
S. Typhy O
-
S. Typhy H
-
S. Parathyphy
A-H
-
S. Parathyphy
B-H
|
13.7
*1.900
40
64
29
34
*122.000
Positif 1/80
Positif 1/80
Positif 1/80
Positif 1/80
|
12 – 14
4.000 – 10.000
37 – 47
80 – 100
26 – 34
32 – 36
150.000 –
450.000
Negatif
< 1/160
Negatif
Negatif
|
b. Farmakologi
No.
|
Jenis Obat
|
Dosis
|
Rute
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Levofloxacin
Inject
Ranitidine
Inject
Paracetamol
Tablet
Interistin
Tablet
Futrolit
|
1 x 1 500mg
2 x 1 ampl
3 x 1 tab
2 x 1 tab
500ml/labu
|
I.V
I.V
P.O
P.O
I.V
|
I. Data Focus
Data Subjectif
|
Data Objectif
|
-
Klien
Mengatakan Demam
-
Orang Tua
Klien Mengatakan pada Malam Hari Demam Tinggi
-
Klien
Mengatakan Nyeri Pada Bagian Kepala ( Pusing )
-
Klien
Mengatakan dirinya sedang Menstruasi
|
-
Klien tampak
Pucat
-
Klien tampak
Lemas
-
Bagian Bibir
Klien tampak Kering
-
Klien
terpasang infus dengan cairan fuktrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m pada
tangan bagian kiri
Tanda-tanda vital :
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 37,5ᵒC
|
J. Analisa Data
Data/Symtom
|
Etiologi
|
Problem
|
DS :
-
Klien
mengatakan demam
-
Klien
mengatakan nyeri bagian kepala (pusing
-
Orang tua
klien mengatakan malam hari klien demam tinggi
DO :
-
Klien tampak
lemas
-
Bagian bibir
kilen tampak kering
-
Klien
terpasang cairan infus dengan cairan futrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m
ditangan sebelah kiri
Tanda-tanda vital :
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 37,5ᵒC
|
Virus Dangue
Viremia
Pengaktifan Komplek Imun Antibody
Peningkatan Premeabilitas Pembuluh
Darah
Resi
Kekurangan Cairan
|
Kekurangan
Volume Cairan
|
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan
Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan, Muntah dan Demam.
3. INTERVENSI
KEPERAWATAN
Dx Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kekurangan
Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan,
Muntah dan Demam.
|
Tupan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah teratasi
Tupen :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam masalah bias teratasi, dg kriteria :
-
Suhu tubuh
dari pagi-malam normal (26ᵒC - 27ᵒC)
-
Klien tidak
demam
-
Klien tidak
Pusing
-
Klien kembali
segar (tidak lemas & pucat)
|
1. Obsevasi
TTV
2. Anjurkan
klien banyak minum air putih
3. Anjurkan
pasien agar menghabiskan makanan yang telah disediakan
4. Berikan
terapi cairan
5. Monitoring
Intake/Output
6. Berikan
Terapi Antipiretik, Antibiotik, dan H2 Antagonis
7. Berikan
klien dan keluarga pengetahuan mengenai kompres hangat.
|
1. Pemantauan
TTV dapat mengetahui perkembangan pasien
2. Agar intake
cairan tubuh klien kembali normal
3. agar klien
tidak lemas dan kembali segar
4. Agar intake
cairan tubuh klien kembali normal
5. Agar dapat
mengetahui perkembangan klien setelah diberikan cairan infus
6. Membantu
menurunkan suhu tubuh, menekan proses biokimia dalam proses infeksi, dan
mengurangi sekresi asam lambung.
7. Agar jika
klien kembali demam tinggi keluarga klien/klien dapat mengatasinya secara
mandiri.
|
4. IMPLEMENTASI
& EVALUASI
Dx Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Kekurangan
Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan,
Muntah dan Demam.
|
Senin, 29 Mei
2017 (15.45)
1.
Mengobservasi TTV klien
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 37,5ᵒC
|
Senin, 29 Mei
2017 (16.55)
S :
-
Orang tua
klien mengatakan klien masih terasa demam.
-
Klien
menatakan masih terasa pusing
O :
-
Klien tampak
pucat
-
Klien tampak
lemas
-
Bibir klien
kering
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
|
5. CATATAN
PERKEMBANGAN
Dx Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Kekurangan
Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler,
Pendarahan, Muntah dan Demam.
|
Selasa, 30 Mei
2017 (08.35)
1.
Mengobservasi TTV
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 43ᵒC
2. Menganjurkan klien untuk banyak
minum & istirahat
3. Menganjurkan klien agar
menghabiskan makanan
|
S :
-
Klien
mengatakan sudah tidak terlalu pusing
O :
-
Klien tampak
pucat
-
Klien tampak
lemas
-
Bibir klien
kering
-
Suhu tubuh
klien meningkat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
|
Selasa, 30 Mei
2017 (14.00)
1.
Mengobservasi TTV
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 36,5ᵒC
2. Mengganti cairan infus sesuai
dengan resep dokter, yaitu menggunakan cairan Futrolit 500ml dengan pemberian
20tts/m
|
S ;
-
Klien
mengatakan mulai merasa enak pada tubuhnya
-
Klien
mengatakan sudah tidak pusing (Nyeri Kepala)
-
Klien
mengatakan sedang menstruasi hari ke-2
O :
-
Klien tidak
terlihat pucat
-
Klien masih
terlihat lemas
A : Masalah kekurangan cairan teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
|
|
Rabu, 31 Mei
2017 (09.20)
1.
Mengobservasi TTV
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 36,6ᵒC
2. Menganjurkan
klien agar tetap banyak minum & istirahat
3.
menganjurkan klien untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan
|
S :
-
Klien
mengatakan sudah tidak terasa demam
-
Keluarga klien
mengatakan demam sudah mulai turun
O ;
-
Klien sudah
tidak terlalu pucat
-
Klien masih
terlihat lemah
A : Masalah mulai teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
|
|
Rabu, 31 Mei
2017 (11.30)
1.
Mengobservasi TTV
-
Tekanan Darah
: 90/70 mmHg
-
Nadi : 80x/m
-
Respirasi : 20x/m
-
Suhu : 36,5ᵒC
2. Memberikan
klien dan keluarganya pengetahuan tentang kompres hangat
3.
Menganjurkan klien untuk tetap banyak minum meski sudah terasa sehat
4.
Menganjurkan klien untuk tidak dulu melakukan aktifitas berat setelah keluar
dari RS
|
S :
-
Klien
mengatakan sudah tidak pusing
-
Klien
mengatakan sudah tidak demam
-
Klien dan
keluarganya memahami apa yang disampaikan dan dapat mengucap ulang apa yang
telah disampaikan
O :
-
Klien sudah
terlihat segar
-
Klien masih
terlihat sedikit lemas
A :
-
Masalah
kebutuhan cairan sudah teratasi
-
Dokter sudah
memperbolehkan pulang
P ; Intervensi dihentikan
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu
memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini
dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.
Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah
paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer)
kimia dalam cairan tubuh.
B. Saran
Asuhan keperawatan adalah serangkaian
tindakan ata proses keperawatan yang diberikan kepada seorang pasien pada
sebuah pelayanan kesehatan dengan cara mengikuti aturan keperawatan dan
berdasarkan pada masalah yang sedang dihadapi seoarang pasien serta kebutuhan
apa saja yang diperlukan untuk merawat pasien. Oleh karena ini kita sebagai calon perawat sudah
seharusnya mempelajari asuhan keperawatan yang baik dan benar agar kita dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,Chayatin,2008.Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia.EGC;Jakarta
Comments
Post a Comment