ASKEP (Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit)

Hallo temen-temen???
Pertama-tama saya ucapin trimakasih buat para pengunjung blog. Slamat datang di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan saya doakan semoga orang-orang yang ngunjungin blog saya pada masuk surga semua, terus selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian
ASKEP




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar seperti bernapas, tubuh nyaman, tubuh bersih, nutrisi penuh (tubuh ideal).
       Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya.          Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
            Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkatan usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air yang tinggi mengingat permukaan tubuh yang relative luas dan persentasi air lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolism,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan,elektrolit (natrium,kalium,kalsium,klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa,konduksi saraf,kontraksi muscular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan deimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.

       . Seperti kasus berikut:
       Ny.N (18 tahun) merupakan salah satu klien yang berada di Ruang kornel Melati Bawah RSUD Syamsudin, SH. Kronologis masuk rumah sakit karena Ibu Klien mengatakan bahwa anaknya sudah demam selama 8 hari disertai muntah10x sehari sebelum di bawa ke R.s, diagnosa medis Ny.N yaitu DF (Dangue Fever). Penampilan umum secara umum tampak di badannya ada bintik bintik merah, terpasang infus Futrolit 500ml.
       Berdasarakan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan dengan judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT DI RUANGAN KOPRI MELATI BAWAH RSUD SYAMSUDIN, SH

1.2 Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Sebagai salah satu tugas Early Exposure I dalam mata kuliah KDK 2
2.    Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
a.    Mampu melakukan pengkajian pada Nn.N
b.    Mampu membuat Diagnosa Keperawtan menurut prioritas pada Nn.N
c.    Mampu membuat Rencana Asuhan Keperawatan pada pasien Nn.N

1.3 Manfaat penulisan
1.    Bagi kelompok penulis
a.    Mengetahui lebih jauh lagi tentang Asuhan Keperawtan pada klien dengan kebutuhan cairan dan elektrolit
b.    Mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar secara baik dan benar.
c.    Bagi pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku di perpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
2.    Bagi pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku di perpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
1.4 Metode penulisan
          Metode penulisan yang digunakan dalam penlisan tugas makalah ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.    Wawancara
b.    Observasi
c.    Studi dokumentasi
d.   Studi kepustakaan

1.5 Sistematika penulisan
       Sistematika penulisan lapotan tugas makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I        : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, manfaat , metode
                     penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II         :Tinjauan pustaka meliputi definisi, etiologi, patosifiologi, manifestasiklinis, pemeriksaan fisik,  pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan.
BAB III     : Tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisis data, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
BAB IV     : Penutup meliputi kesimpulan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

2.2 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.
1. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.

2.Kulit.
Merupakan  bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru.
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system hormonal contohnya:
a)      ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis
posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan
cairanekstrasel.
b)      Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal.
Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium dan system angiotensin rennin.

c)      Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi merespons radang,
mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan
gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
d)     Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume
darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e)      Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan
rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga merangsang
hipotalamus untuk rasa haus.

2.3 Cara perpindahan cairan tubuh.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : 
1.      Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2.       Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3.      Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya. Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.
A.    Difusi.
Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara
bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui membrane
kapiler yang permeable.kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.

B.     Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebi pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.
C.     Transport aktif.
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting
untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. Proses pengaturan
cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1.      Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan
hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel
2.      Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.

2.4 Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kenutuhan dasar manusia secara fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari tubuh, secara keseluruhan, persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 % dari total BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua 45% dari total BB, persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi bergantung pada faktor  usia lemak dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh sedikit maka cairan dalam tubuh pun lebih besar.
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan :
Umur
Kbutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam
Ml/kg berat badan
3 hari
250 -  300 
80 – 100
1 tahun
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
1350 – 1500
115 – 125
4 tahun
1600 – 1800
100 – 110
10 tahun
2000 – 2500
70 – 85
14 tahun
2200 – 2700
50 – 60
18 tahun
2200 – 2700
40 – 50
Dewasa
2400 – 2600
20 – 30


2.5  Pengaturan volume cairan tubuh.
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.





1.      Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah :
No.
Umur
Berat Badan (kg)
Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam)
1
Hari
3,0
250 – 300
2
1 tahun
9,5
1150 – 1300
3
2 tahun
11,8
1350 – 1500
4
6 tahun
20,0
1800 – 2000
5
10 tahun
28,7
2000 – 2500
6
14 tahun
45,0
2200 – 2700
7
18 tahun(adult)
54,0
2200 – 2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.

2.      Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a.       Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh
b.      IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
c.       Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d.      Feces : 
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). 

2.6 Jenis cairan.
1. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara 200-1500/liter. Cairan nutrient terdiri atas:
a.       Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½
dextrose dan ½ levulose).
b.      Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
c.       Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
d.      Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.




2.7 Kebutuhan elektrolit.
            Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient dan sisa metabolism, seperti karbondioksida yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit. Contohnya, NaCl akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl-. Pacahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion yang bermuatan negative disebut anion dan ion bermuatan positif disebut kation. Contoh kation ayitu natrium, kalium, kalsium dan magnesium.
            Sedangkan anion contohnya klorida, bikarbonat dan fosfat. Komposisi elektrolit dalam plasma adalah:Natrium: 135-145 mEq/lt, Kalium: 3,5-5,3 mEq/lt, Kalsium: 4-5 mEq/lt, Magnesium: 1,5-2,5 mEq/lt, Klorida: 100-106 mEq/lt, Bikarbonat: 22-26 mEq/ltd an Fosfat: 2,5-4,5 mEq/lt.Pengukuran elektrolit dalam satuan miliequivalen per liter cairan tubuh atau milligram per 100 ml (mg/100 ml). Equivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kation dan anion dalam molekul.

2.8 Pengaturan elektrolit.
Ø  Pengaturan keseimbanga natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh.
Ø  Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:
1.      Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
2.      Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
Dikeluarkan melalui ginjal.
3.      Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.
4.      Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang
5.      Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.
6.      Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
7.      Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
8.      Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.

2.9 Jenis cairan elektrolit.
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit:
1.      Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
2.      Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
3.      Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3

2.10 Keseimbangan asam basa.
Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal). 3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah larutan bikarbonat, fosfat dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat (H2CO3). Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2.
Pembuangan melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi
memadai. Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2 sebesar 40 mmHg.
Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis.

2.11 Jenis asam basa.
Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis. Keadaan osidosis dapat di sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat mengambil ion H+ dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion H+ diperoleh dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3 (bikarbonat) dan H+. selain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk  mempertahankan keseimbangan asam basa yang sangat kompleks.

2.12 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Ø  Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
Ø  Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
Ø  Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Ø  Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
Ø  Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
1.      Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2.      Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3.      Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.


Ø  Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
Ø  Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

Ø  Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

2.13 Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit.
Maslah-masalah kebutuhan cairan :
1.      Asidosis respiratorik,
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.
2.      Asidosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
3.      Alkalosis respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45.
4.      Alkalosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan cairan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.
Masalah-masalah kebutuhan elektrolit :
1)      Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
2)      Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3)      Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4)      Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5)      Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6)      Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7)      Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8)      Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9)      Keseimbangan Asam Basa
Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35 - 7,45. keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan  bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein.



BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
DI RUANGAN KOPRI MELATI BAWAH RSUD SYAMSUDIN, SH

1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian     : 29 Mei 2017
Waktu                         : 15.45 WIB
Oleh                            : Kelompok Kopri Melati Bawah
- Fazar Dwi Septiawan
- Imam Suryadi
- Hadi Cahya Pratama
- M. Ardiansyah SH
- Regi Rahmat Wijaya
- Siti Nurjanah
- Siti Sarah Heriyanti
A. Biodata Pasien
- Data Pasien
Nama                           : Nn. N
Umur                           : 18 Tahun
Agama                         : Islam
Jenis Kelamin              : Perempuan
Suku                            : Sunda,Indonesia
Alamat                                    : Rancakadu RT.001/002 Kel. Babakar
Tanggal Masuk            : 27 Mei 2017
No. RM                       : 00044586
Diagnosa Medis          : DF
- Data Penanggung Jawab
Nama                           : Ny. C
Umur                           : 42 Tahun
Hubungan dg Klien    : Ibu
Pekerjaan                     : IRT
Alamat                                    : Rancakadu RT.001/002 Kel. Babakar
B. Anamnesa Riwayat Kesehatan
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
            Orang tua klien mengatakan klien sudah mengalami demam selama 5 hari disertai dengan mual dan muntah 10x sehari sebelum ke RS. Sehingga, merasa khawatir dan akhirnya dibawa ke RSUD Syamsudin,SH
2. Keluhan Utama
            Orang tua klien mengatakan sudah demam selama 8 hari.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
            Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan masalalu dank lien belum pernah di rawat sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
            Pada saat dilakukan pengkajian orang tua klien mengatakan klien masih demam disertai pusing, demam tinggi saat malam hari, dank lien belum dilakukan kompres.
C. Data Biologis
No.
Data Aktifitas
SMRS
Sesudah di RS
1.
Nutrisi
a. Makan
 - Frekuensi
 - Jenis
 - Porsi
 - Keluhan
b. Minum
 - Frekuensi
 - Jenis
 - Keluhan


3 – 4x/hari
Nasi
1 Porsi
Tidak Ada

8-10 gelas/hari
Air Putih
Tidak Ada


3x/hari
Bubur
2-3 Sendok Makan
Tidak Nafsu Makan

4-6 gelas/hari
Air Putih
Tidak Nafsu Minum
2.
Eliminasi
a. BAK
 - Frekuensi
 - Keluhan
b. BAB
 - Frekuensi
 - Konsistensi
 - Keluhan


Tak Tentu
Tidak Ada

1 – 2x/hari
Lembek
Tidak Ada


Tak Tentu
Tidak Ada

1x/hari
Lembek
Tidak Ada
3.
Pola Istirahat
a. Tidur Siang
 - Frekuensi
 - Keluhan
b. Tidur Malam
 - Frekuensi
 - Keluhan


2 – 3 Jam
Tidak Ada

7 - 10 Jam
Tidak Ada


1 – 2 Jam
Tidak Nyenyak

7 – 10 Jam
Tidak Nyenyak
4.
Personal Hygienie
-          Mandi

2 – 3x/hari

-

D. Data Psikologis
1. Status Emosi           : Klien tampak sedih pai dia percaya dirinya pasti akan sembuh.
2. Konsep Diri             :
-          Body Image :
-          Harga Diri            : Klien tidak merasa malu dan menerima keadaan
-          Ideal Diri              : Klien berharap penyakitnya segera sembuh
-          Identitas Diri        : Klien merupakan anak perempuan yang sudah bekerja
E. Data Sosial
-          Hubungan Sosial              : Klien mampu berinteraksi dengan pasien lain dan mau bekerja sama dengan petugas kesehatan
-          Gaya Hidup                     : Klien menyukai gaya hidup masa sekarang
-          Pola Interaksi                   : Klien mampu menanggapi hubungan dengan tenaga kesehatan
F. Data Spiritual
-          Klien beragama Islam
G. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum Klien
-          Klien tampak sedang sakit
-          Klien tampak pucat
-          Klien tampak lemas
-          Bagian bibir klien tampak kering
-          Klien terpasang infus dengan cairan futrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m
2. Tanda-tanda Vital
-          Tekanan Darah     : 90/70 mmHg
-          Nadi                     : 80x/m
-          Respirasi               : 20x/m
-          Suhu                     : 37,5ᵒC
3. Kesadaran Umum
-          Compos Mentis (CM)
-          GCS = 15 : E:4, M:6, V:5
4. Head Toe To
a. Kepala        : - Rambut hitam tampak diwarnai kuning kemerehan pada bagian atas
                         - Tidak ada kelainan lain
b. Mata           : - Konjungtiva Anemis
c. Hidung       : - Tidak Ada Kelainan
d. Mulut         : - Tidak Ada Kelainan
e. Telinga        : - Tidak Ada Kelainan
f. Leher          : - Tidak Ada Kelainan
g. Thorax        : - Tidak Ada Kelainan
h. Abdomen   : - Terdapat nyeri tekan dibagian epigastrium
i. Ekstremitas : - Atas                        : Terpasang cairan infus pada tangan bagian kiri
                         - Bawah         : Dapat bergerak dengan bebas
H. Data Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal : 27 Mei 2017            Pukul : 05.43 WIB
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hematologi
-          Hemoglobin
-          Leukosit
-          Hematokrit
Indeks Eritrosit
-          MCV
-          MCH
-          MCHC
-          Trombosit

13.9
*2.800
40

84
29
34
*122.000

12 – 14
4.000 – 10.000
37 – 47

80 – 100
26 – 34
32 – 36
150.000 – 450.000

Tanggal : 28 Mei 2017                        Pukul : 05.48 WIB
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hematologi
-          Hemoglobin
-          Leukosit
-          Hematokrit
Indeks Eritrosit
-          MCV
-          MCH
-          MCHC
-          Trombosit
Serologi
-          S. Typhy O
-          S. Typhy H
-          S. Parathyphy A-H
-          S. Parathyphy B-H

13.7
*1.900
40

64
29
34
*122.000

Positif 1/80
Positif 1/80
Positif 1/80
Positif 1/80

12 – 14
4.000 – 10.000
37 – 47

80 – 100
26 – 34
32 – 36
150.000 – 450.000

Negatif
< 1/160
Negatif
Negatif

b. Farmakologi
No.
Jenis Obat
Dosis
Rute
1.
2.
3.
4.
5.
Levofloxacin Inject
Ranitidine Inject
Paracetamol Tablet
Interistin Tablet
Futrolit
1 x 1 500mg
2 x 1 ampl
3 x 1 tab
2 x 1 tab
500ml/labu
I.V
I.V
P.O
P.O
I.V

I. Data Focus
Data Subjectif
Data Objectif
-          Klien Mengatakan Demam
-          Orang Tua Klien Mengatakan pada Malam Hari Demam Tinggi
-          Klien Mengatakan Nyeri Pada Bagian Kepala ( Pusing )
-          Klien Mengatakan dirinya sedang Menstruasi
-          Klien tampak Pucat
-          Klien tampak Lemas
-          Bagian Bibir Klien tampak Kering
-          Klien terpasang infus dengan cairan fuktrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m pada tangan bagian kiri
Tanda-tanda vital :
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi           : 20x/m
-          Suhu                : 37,5ᵒC

J. Analisa Data
Data/Symtom
Etiologi
Problem
DS :
-          Klien mengatakan demam
-          Klien mengatakan nyeri bagian kepala (pusing
-          Orang tua klien mengatakan malam hari klien demam tinggi
DO :
-          Klien tampak lemas
-          Bagian bibir kilen tampak kering
-          Klien terpasang cairan infus dengan cairan futrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m ditangan sebelah kiri
Tanda-tanda vital :
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi           : 20x/m
-          Suhu                : 37,5ᵒC
Virus Dangue

Viremia

Pengaktifan Komplek Imun Antibody

Peningkatan Premeabilitas Pembuluh Darah

Resi Kekurangan Cairan
Kekurangan Volume Cairan




2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan, Muntah dan Demam.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan, Muntah dan Demam.
Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah teratasi
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam masalah bias teratasi, dg kriteria :
-          Suhu tubuh dari pagi-malam normal (26ᵒC - 27ᵒC)
-          Klien tidak demam
-          Klien tidak Pusing
-          Klien kembali segar (tidak lemas & pucat)
1. Obsevasi TTV


2. Anjurkan klien banyak minum air putih
3. Anjurkan pasien agar menghabiskan makanan yang telah disediakan
4. Berikan terapi cairan

5. Monitoring Intake/Output



6. Berikan Terapi Antipiretik, Antibiotik, dan H2 Antagonis




7. Berikan klien dan keluarga pengetahuan mengenai kompres hangat.
1. Pemantauan TTV dapat mengetahui perkembangan pasien
2. Agar intake cairan tubuh klien kembali normal
3. agar klien tidak lemas dan kembali segar

4. Agar intake cairan tubuh klien kembali normal
5. Agar dapat mengetahui perkembangan klien setelah diberikan cairan infus
6. Membantu menurunkan suhu tubuh, menekan proses biokimia dalam proses infeksi, dan mengurangi sekresi asam lambung.
7. Agar jika klien kembali demam tinggi keluarga klien/klien dapat mengatasinya secara mandiri.

4. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Dx Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan, Muntah dan Demam.
Senin, 29 Mei 2017 (15.45)
1. Mengobservasi TTV klien
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi          : 20x/m
-          Suhu                : 37,5ᵒC
Senin, 29 Mei 2017 (16.55)
S :
-          Orang tua klien mengatakan klien masih terasa demam.
-          Klien menatakan masih terasa pusing
O :
-          Klien tampak pucat
-          Klien tampak lemas
-          Bibir klien kering
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

5. CATATAN PERKEMBANGAN
Dx Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Premeabilitas Kapiler, Pendarahan, Muntah dan Demam.
Selasa, 30 Mei 2017 (08.35)
1. Mengobservasi TTV
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi          : 20x/m
-          Suhu                : 43ᵒC
2. Menganjurkan klien untuk banyak minum & istirahat
3. Menganjurkan klien agar menghabiskan makanan
S :
-          Klien mengatakan sudah tidak terlalu pusing
O :
-          Klien tampak pucat
-          Klien tampak lemas
-          Bibir klien kering
-          Suhu tubuh klien meningkat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Selasa, 30 Mei 2017 (14.00)
1. Mengobservasi TTV
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi          : 20x/m
-          Suhu                : 36,5ᵒC
2. Mengganti cairan infus sesuai dengan resep dokter, yaitu menggunakan cairan Futrolit 500ml dengan pemberian 20tts/m
S ;
-          Klien mengatakan mulai merasa enak pada tubuhnya
-          Klien mengatakan sudah tidak pusing (Nyeri Kepala)
-          Klien mengatakan sedang menstruasi hari ke-2
O :
-          Klien tidak terlihat pucat
-          Klien masih terlihat lemas
A : Masalah kekurangan cairan teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 31 Mei 2017 (09.20)
1. Mengobservasi TTV
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi          : 20x/m
-          Suhu                : 36,6ᵒC
2. Menganjurkan klien agar tetap banyak minum & istirahat
3. menganjurkan klien untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan
S :
-          Klien mengatakan sudah tidak terasa demam
-          Keluarga klien mengatakan demam sudah mulai turun
O ;
-          Klien sudah tidak terlalu pucat
-          Klien masih terlihat lemah
A : Masalah mulai teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Rabu, 31 Mei 2017 (11.30)
1. Mengobservasi TTV
-          Tekanan Darah : 90/70 mmHg
-          Nadi                 : 80x/m
-          Respirasi          : 20x/m
-          Suhu                : 36,5ᵒC
2. Memberikan klien dan keluarganya pengetahuan tentang kompres hangat
3. Menganjurkan klien untuk tetap banyak minum meski sudah terasa sehat
4. Menganjurkan klien untuk tidak dulu melakukan aktifitas berat setelah keluar dari RS
S :
-          Klien mengatakan sudah tidak pusing
-          Klien mengatakan sudah tidak demam
-          Klien dan keluarganya memahami apa yang disampaikan dan dapat mengucap ulang apa yang telah disampaikan
O :
-          Klien sudah terlihat segar
-          Klien masih terlihat sedikit lemas
A :
-          Masalah kebutuhan cairan sudah teratasi
-          Dokter sudah memperbolehkan pulang
P ; Intervensi dihentikan




BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B. Saran
Asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan ata proses keperawatan yang diberikan kepada seorang pasien pada sebuah pelayanan kesehatan dengan cara mengikuti aturan keperawatan dan berdasarkan pada masalah yang sedang dihadapi seoarang pasien serta kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk merawat pasien. Oleh karena ini kita sebagai calon perawat sudah seharusnya mempelajari asuhan keperawatan yang baik dan benar agar kita dapat memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap pasien.



DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,Chayatin,2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.EGC;Jakarta
 

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Obat dan Fungsinya

Komposisi Cairan Dialisat Untuk Hemodialisis